KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirohim
Alhamdulillah
hirobbil’alamin puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat illahi Rhobi, atas segala rahmat dan karunia
yang di berikan serta sholawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada kekasih alam nabi besar Muhamad SAW, keluarganya, hingga kita
semua.
Tak
terhitung halangan dan rintangan yang penyusun temui selama
proses penyeleisaian penyusunan makalah yang sederhanaini, lakukan, alhamdulilah semua itu bias
teratasi, meski dengan segala kerendahan hati, penyusun menyadari bahwa segala keterbatasan
pemikiran serta pengetahuan yang
penyusun miliki telah membuat makalah ini masih jauh dari
sempurna.
Penyusun
makalah ini tidak mungkin selsai tanpa bantuan,
bimbing an
serta arahan dar iberbagai pihak, tak lupa penyusun sampaikan penghargaan kepada
berbagai pihak, yang telah membantu penyusun
.
Garut, 29 Sept 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar
Daftar Isi
BAB I : Pendahuluan
1.1 Sejarah Wawancara
1.2 Pengertian Wawancara
1.3 Fungsi Wawancara
1.4 Tujuan Wawancara
1.5 Jenis Wawancara
BAB II : Latar Belakang
A.Teknik Pengumpulan Data dengan Wawancara
B. Kelebihan dan Kekurangan dalam Wawancara
BAB III : Pembahasan
Penutup
Referensi
BAB I
PENDAHULUAN
I.I SEJARAH WAWANCARA
Tekhnik wawancara di kenal pada abad ke-19, ketika
pertama kalinya sebuah wawancara di sajikan sebagai suatu karya jurnalistik
oleh James Gordon Bannet pada 1836. Namun semua koran di London
mencemoohkannya, karena di nilai hanya bialan yang merendahkan jurnalistik. Di
Amerika Serikat, pada 1700-an, awal tumbuhnya persuratkabaran, wartawan Negara
itu belum menjadikan wawancara sebagai faktor penting praktik jurnalistik.
Presiden Lincoln yang terkenal itu sering bercakap-cakap dengan wartawan, namun
tidak pernah wartawan tersebut mengutip percakapan mereka. Charles Nordhhoff,
redaktur pelaksanaan The Evening Post, New Work menulis percakapannya dengan
Presiden Andrew Jhonson, namun tulisannya itu tidak pernah dimuat oleh pemimpin
redaksinya.
Baru pada abad ke-20, praktik wawancara diakui dan
mencapai puncaknya. James Reston, Bob Woodward, dan Carl Bernstein menelurkan
karya jurnalistik yang hebat berdasarkan wawancara mereka. Era interview
jurnalism berlanjut sampai sekarang bahkan wawancara di anggap sebagai tulang
punggung pekerjaan jurnalistik serta kemampuan dan keterampilan yang mutlak
dimiliki wartawan.
I . II Pengertian Wawancara
Wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh kedua
belah pihak,yaitu pewawancara (interviewer) atau orang yang mengajukan
pertanyaan dengan orang yang
diwawancarai (interwiewee) atau orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan
itu. Metode wawancara adalah suatu bentuk komunikasi
verbal, jadi semacam percakapan yang
bertujuan untuk memperoleh informasi, dari orang yang
diwawancarai (interwiewee).
Berikut ini adalah beberapa definisi atau pengertian wawancara menurut para
ahli:
a) Arikunto (1998) menyebutkan bahwa Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk
memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Interview digunakan oleh
peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang
variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap
sesuatu.
b) Prabowo (1996) Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu
kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap
muka.
c)
Koentjaraningrat (1994)
Wawancara adalah cara yang dipergunakan seseorang untuk
suatu tujuan tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian
lisan dari seorang responden dengan bercakap-cakap, berhadapan muka dengan
orang itu.
d)
Dawson (2009) wawancara adalah “an attempt to achieve a holistic
understanding of the interviewees’ point of view or situation”.
e)
Bima
Walgito (1987) Wawancara adalah salah satu metode
untuk dapat mendapatkan data anak atau orangtua dengan mengadakan hubungan
secara langsung dengan informan/face to face relation
f)
Dewa
Ktut Sukardi (1983) Wawancara adalah alat untuk
memperoleh data atau fakta atau informasi dari seorang murid secara lisan
g) W.S.Winkel (1995) Wawancara informatif adalah suatu alat untuk
memperoleh fakta/data informasi dari murid secara lisan. Dengan tujuan mendapatkan
data yang diperlukan untuk bimbingan.
I.III FUNGSI WAWANCARA
Fungsi wawancara pada dasarnya dapat digolongkan kedalam tiga golongan
besar yaitu:
1. sebagai metode primer, digunakan sebagai satu-satunya alat pengambil data
2. sebagai metode pelengkap, digunakan sebagai alat untuk mencari informasiinformasi
2. sebagai metode pelengkap, digunakan sebagai alat untuk mencari informasiinformasi
yang tidak dapat diperoleh dengan cara
lain.
3. sebagai kriterium, digunakan untuk menguji kebenaran dan kemantapan yang telah diperoleh denga cara lain, misal: observasi, kuesioner dll.
Apabila wawancara dijadikan satu-satunya alat pengumpulan data, atau sebagai metode diberi kedudukan yang utama dalam serangkaian metode-metode pengumpulan data lainnya, ia akan memiliki ciri sebagai metode primer. Sebaliknya jika ia digunakan sebagai alat untuk mencari informasi-informasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain, ia akan menjadi metode perlengkap.
Pada saat-saat tertentu metode wawancara digunakan orang untuk menguji kebenaran dan kemantapan suatu datum yang telah diperoleh dengan cara lain, seperti observasi, test, kuesioner dan sebagainya. Digunakan untuk keperluan semacam itu metode wawancara akan menjadi batu pengukur atau kriterium.
Dalam tiga golongan fungsi itu tidak implicit bahwa golongan yang satu mempunyai harga yang lebih tinggi dari yang lain. Sebagai metode primer wawancara mengemban tugas yang sangat penting. Sebagai pelengkap metode wawancara menjadi sumber informasi yang sangat berharga, dan sebagai kriterium ia menjadi alat yang memberikan pertimbangan yang memutuskan. Ditinjau dari segi itu adanya tiga fungsi pokok itu justru memperlihatkan bahwa interview merupakan suatu metode yang serba guna.
3. sebagai kriterium, digunakan untuk menguji kebenaran dan kemantapan yang telah diperoleh denga cara lain, misal: observasi, kuesioner dll.
Apabila wawancara dijadikan satu-satunya alat pengumpulan data, atau sebagai metode diberi kedudukan yang utama dalam serangkaian metode-metode pengumpulan data lainnya, ia akan memiliki ciri sebagai metode primer. Sebaliknya jika ia digunakan sebagai alat untuk mencari informasi-informasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain, ia akan menjadi metode perlengkap.
Pada saat-saat tertentu metode wawancara digunakan orang untuk menguji kebenaran dan kemantapan suatu datum yang telah diperoleh dengan cara lain, seperti observasi, test, kuesioner dan sebagainya. Digunakan untuk keperluan semacam itu metode wawancara akan menjadi batu pengukur atau kriterium.
Dalam tiga golongan fungsi itu tidak implicit bahwa golongan yang satu mempunyai harga yang lebih tinggi dari yang lain. Sebagai metode primer wawancara mengemban tugas yang sangat penting. Sebagai pelengkap metode wawancara menjadi sumber informasi yang sangat berharga, dan sebagai kriterium ia menjadi alat yang memberikan pertimbangan yang memutuskan. Ditinjau dari segi itu adanya tiga fungsi pokok itu justru memperlihatkan bahwa interview merupakan suatu metode yang serba guna.
I.IV TUJUAN WAWANCARA
Wawancara bertujuan untuk mengumpulkan data dan fakta
dalam rangka penyusunan berita, agar menjadi berita yang memenuhi persyaratan
sehingga layak di muat di media masa. Kegiatan wawancara bertujan menggali
sebanyak mungkin informasi untuk mendapatkan jawaban yang bernilai penting,
menarik, dalam dan secara psikologis berkaitan dengan manusia.
Adapun
tujuan dari diadakannya wawancara adalah sebagai berikut:
·
Wawancara
pekerjaan: untuk kepentingan bekerja, seleksi, dan promosi
·
Wawancara
informatif: untuk memperoleh informasi, misal wawancara pada liputan 6
(wawancara yang di lakukan reporter)
·
Wawancara
administratif: untuk mendisiplinkan aturan, misal siswa yang bolos pelajaran di
panggil guru untuk mengingtkan
·
Wawancara
konseling (intake interview): untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada
klien dalam rangka membantu mengatasi masalah klien
I.V JENIS WAWANCARA
Adapun beberapa jenis wawancara adalah sebagai berikut:
a. Wawancara berita (news peg interview), yaitu wawancara
yang di lakukan untuk memperoleh keterangan, konfirmasi atau pandangan
narasumber tentang suatu masalah atau peristiwa. Wawancara informatif
(informative interview) biasanya di gunakan oleh seorang “ahli” untuk
mengungkap sebuah isue atau kejadian.
b. Wawancara pribadi (personal interview), yaitu wawancara
untuk memperoleh data tentang pribadi atau pemikiran seoserang (narasumber).
Berita yang di hasilkan berupa profil narasumber, meliputi identitas pribadi,
perjalanan hidupnya dan pandangan-pandangannya mengenai berbagai masalah yang
terkait profesinya (Biografi).
c. Wawancara menghibur (entertainment interview), seoarang,
aktor, atau penyanyi terkenal namun tujuan utama dari wawancara ini adalah
menghibur. Sehingga topik yang di pilih bukanlah masalah yang serius.
Diharapkan anekdotan cerita lucu dari narasumber.
d. Wawancara ekslusif (exlusive interview), yaitu wawancara
yang di lakukan seorang wartawan atau lebih (tetapi berasal dari satu media)
secara khusus berkaitan masalah tertentu di tempat yang telah di sepakati
bersama.
e. Wawancara keliling atau jalanan (man in the street
interviw), yaitu wawancara yang di lakukan seorang wartawan denagn cara
menghubungi berbagai interview secara terpisah tetapi satu sama lain mempunyai
kaitan dengan masalah atau berita yang akan di tulis, misalnya ada peristiwa
kebakaran.
f. Wawancara kelompok (symposium interview), wawancara ini
di lakukan lebih dari satu orang sumber berita dalam satu kesempatan.
Kesempatan seperti ini biasanya muncul ketika terjadi peristiwa bencana alam
atau kriminalitas, namun bisa juga untuk keperluan menulis feature keluarga
yang berhasil.
g. Wawancara emosional (emotional interview), menunjukan perasaan
orang yang di wawancara, misalnya: lorban penggusuran atau korban perampokan.
h. Wawancara pro-kontra atau menantang (challenging
interview), bertujuan untuk mendapatkan konfirmasi: penjelasan, permbelaan, dan
komentarterkait isue kontroversial.
BAB
II
LATAR
BELAKANG
A. Teknik
Pengumpulan Data dengan Wawancara
Metode pengumpulan data dengan wawancara lebih banyak
dilakukan pada penelitian kualitatif dari pada penelitian kuantitatif.
Kelebihan metode wawancara adalah peneliti bisa menggali informasi tentang
topik penelitian secara mendalam, bahkan bisa mengungkap hal-hal yang mungkin
tidak terpikirkan oleh peneliti itu sendiri. Akan tetapi, metode wawancara
memerlukan kecakapan peneliti yang lebih dari pada pengumpulan data dengan metode
yang lain. Pada penelitian kuantitatif, metode wawancara digunakan untuk
melengkapi atau mendukung hasil penelitian, di mana penelitian kuantitatif
lebih menekankan pengumpulan data dengan menggunakan metode kuesioner,
observasi atau dokumentasi.
Jenis-jenis Metode Wawancara secara terbuka:
Ø
Metode tidak
terstruktur yaitu di mana peneliti tidak
menggunakan guidance tertentu dalam melakukan wawancara. Peneliti menanyakan
topik awal pada responden, lalu menggali secara mendalam informasi yang ada
pada responden tanpa terlalu terikat dengan topik penelitian. Metode ini sering
digunakan untuk menentukan judul penelitian, atau pada penelitian kualitatif,
di mana peneliti merupakan bagian dari penelitian itu sendiri. Dibutuhkan skill
yang tinggi untuk melaksanakan wawancara tidak terstruktur.
Ø
Metode semi
terstruktur, di mana peneliti mempunyai guidance tentang item apa saja yang
akan ditanyakan. Topik yang digali tetap bisa berkembang, akan tetapi peneliti
tetap harus memfokuskan pada item yang telah ditentukan sebelumnya.
Ø
Metode terstruktur.
Metode ini bisa saja merupakan metode kuesioner, di mana responden mempunyai
keterbatasan sehingga tidak mampu melakukan pengisian kuesioner sendiri.
Peneliti tinggal menanyakan apa yang ada pada naskah yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Tidak ada pengembangan informasi yang lebih mendalam pada metode
wawancara terstruktur.
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka wawancara dibedakan
atas:
·
Wawancara bebas, inguidid interview, dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja
tetapi juga mengingat akan data yang akan dikumpulkan.dalam pelaksanaannya
pewawancara tidak membawa pedoman (ancer-ancer) apa yang akan
ditanyakan.kebaikan metode ini adalah bahwa responden tidak menyadari
sepenuhnya bahwa ia sedang diinterview. Dengan demikian suasananya akan lebih santai karena omong-omongnya biasa.
kelemahan menggunakan teknik ini
adalah arah pertanyaan kadang-kadang kurang terkendali.
·
Wawancara terpimpin, guided interview yaitu interview yang dilakukan oleh pewawancara
dengan membawa sederet pertanyaan lengkap dan terperinci seperti apa yang
dimaksud dalam interview yang terstruktur.
·
Wawancara bebas
terpimpin,yaitu kombinasi antar interview bebas dan interview terpimpin.
Tahapan
yang dapat digunakan dalam wawancara adalah:
1.
Tentukan jenis
wawancara yang akan digunakan. Kalau penelitian kualitatif, sebaiknya gunakan
wawancara tidak terstruktur untuk pewawancara yang sudah berpengalaman, atau
semi terstruktur untuk pewawancara yang belum berpengalaman.
2.
Rencanakan item
pertanyaan dengan baik sehingga pelaksanaan akan lebih efisien. Pewawancara
harus mengerti tentang topik penelitian dan informasi apa saja yang akan
diungkap dari responden.
3.
Bagi pewawancara yang
belum berpengalaman, tidak ada salahnya untuk melakukan latihan, atau simulasi
terlebih dahulu. Bisa juga dengan mengikuti proses wawancara yang dilakukan
oleh rekan yang lebih senior.
4.
Gunakan sarana
semaksimal mungkin sehingga informasi yang ada tidak terlewatkan. Buatlah
panduan dengan checklist (seperti metode dokumentasi) atau gunakan alat perekam
audio atau video.
5.
Aturlah waktu dengan
baik agar pelaksanaan wawancara dapat berjalan dengan efektif dan jika perlu
dapat dilakukan tatap muka lebih dari satu kali sesuai dengan keperluan
penelitian.
B. Kelebihan dan Kekurangan dalam Wawancara
Setiap proses yang
dihadapi pastinya selalu mempunyai kelebihan dan kekurangan yang tersendiri,
seperti halnya dalam metode wawancara pun mempunyai kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan yang di miliki oleh
metode wawancara:
v Kelebihan utama dari
wawancara
·
Flexibility.
Pewawancara dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang
dihadapi pada saat itu. Jika dia menginginkan informasi yang mendalam maka
dapat melakukan “probing”. Demikian pula jika ingin memperoleh informasi
tambahan, maka dia dapat mengajukan pertanyaan tambahan, bahkan jika suatu
pertanyaan dianggap kurang tepat ditanyakan pada saat itu, maka dia dapat
menundanya.
·
Nonverbal Behavior.
Pewawancara dapat mengobservasi perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, tidak
suka atau perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh
responden.
·
Question Order.
Pertanyaan dapat diajukan secara berurutan sehingga responden dapat memahami
maksud penelitian secara baik, sehingga responden dapat menjawab pertanyaan
dengan baik.
·
Respondent alone can
answer. Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh responden yang
telah ditetapkan.
·
Greater complexity of
questionnaire. Kuesioner umumnya berisi pertanyaan yang mudah dijawab oleh
responden. Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan
mendetail.
·
Completeness.
Pewawancara dapat memperoleh jawaban atas seluruh pertanyaan yang diajukan.
v Kelemahan utama dari wawancara
·
Mengadakan wawancara
dengan individu satu persatu memerlukan banyak waktu dan tenaga dan juga
mungkin biaya.
·
Interview Bias. Walau
dilakukan secara tatap muka, namun kesalahan bertanya dan kesalahan dalam
menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi. Sering atribut (jenis kelamin, etnik,
status sosial, jabatan, usia, pakaian, penampilan fisik, dsb) responden dan
juga pewawancara mempengaruhi jawaban.
·
Keberhasilan
wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara dalam melakukan
hubungan antar manusia (human relation).
·
Wawancara tidak
selalu tepat pada kondisi-kondisi tempat tertentu, misalnya di lokasi-lokasi
ribut dan ramai.
·
Sangat tergantung
pada kesediaan, kemampuan dan keadaan sementara dari subyek wawancara, yang mungkin
menghambat ketelitian hasil wawancara.
·
Jangkauan responden
relatif kecil dan memakan waktu lebih lama dari pada angket dan biaya yang
relatif yang lebih mahal.
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Wawancara kerja merupakan bagian paling
penting untuk menentukan apakah seseorang akan diterima kerja di perusahaan tersebut atau tidak. Maka, seseorang dituntut untuk dapat menjual dirinya sendiri terhadap perusahaan tersebut. Untuk itu, dibutuhkan kemampuan berkomunikasi
yang baik agar pihak perusahaan semakin yakin untuk memilihnya menjadi karyawan mereka.
Ø Contoh wawancara kerja Bank berdasarkan posisi yang di lamar
Bank adalah tempat kerja yang paling banyak
di minati oleh para pencari pekerjaan. Bukan hanya oleh
para alumni jurusan ekonomi tetapi juga banyak diminati oleh berbagai
jurusan disiplin ilmu lainnya. Ada banyak alasan mengapa Bank menjadi pilihan terfavorit di bandingkan
lapangan pekerjaan lainnya . Contohnya Bank menyediakan gaji yang lebih
menguntungkan dan masa depan karier yang lebih cerah dibandingkan
perusahaan lainnya. Oleh
itulah banyak orang yang tertarik untuk
melamar sebagai pegawai Bank
yang menyebabkan persaingan untuk mendapatkan posisi di salah satu Bank semakin
sengit.
v Persiapan untuk menghadapi wawancara kerja di
Bank:
Agar lebih matang dan siap dalam menghadapi
wawancara kerja di bank, ada baiknya seseorang mulai mempersiapkan diri dan skillnya dengan mempelajari semua hal yang berkaitan dengan perbankan. Tes
wawancara kerja
di Bank sangat berbeda dengan tes wawancara kerja di perusahaan. Jika seseorang mempunyai skill yang sangat baik dalam melayani customer, dan menghitung cepat, ada beberapa posisi yang di tawarkan dalam
lamaran pekerjaan di bank, seperti teller, CS, dan Administrasi yang ruangnnya
ada di belakang.
Jika seseorang bermaksud untuk memasukan lamaran untuk
bekerja di bagian front liner,maka ia harus menyesuaikan penampilannya.
Biasanya bagian front liner menuntut seseorang untuk berpenampilan yang menarik,
rapih, dan fresh, bahkan tinggi badan pun ada batas minimumnya.
v Hal yang harus di lakukan untuk tes wawancara kerja di Bank
Tes wawancara kerja di Bank
memang merupakan hal yang sangat mendebarkan bagi seseorang. bisa dibayangkan ribuan pesaing yang mempunyai skill
masing-masing berlomba dan bersaing. Harapan merekapun sama yaitu bisa diterima kerja di Bank. Sebagai persiapan sesorang bisa mengumpulkan berbagai macam pertanyaan
yang umum ditanyakan saat wawancara kerja di Bank. Mungkin seseorang bisa membeli buku tentang kiat sukses
wawancara kerja di Bank
atau mencari informasi terkait di internet.jadi, seseorang harus optimis untuk memenangkan persaingan
kerja di Bank. Untuk itu seseorang harus
menerapkan trik khusus dalam menghadapi wawancara kerja.
v Berikut ini adalah beberapa contoh wawancara
kerja Bank:
Di awal wawancara seseorang akan
di minta untuk menjelaskan secara umum tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia perbankan :
Contoh:
1. Tolong anda jelaskan apa yang di maksud dengan Bank?
2. Apa saja produk perbankan yang anda ketahui
dan jelaskan? Apa perbedaan antara Deposito dan Tabungan?
Beberapa pertanyaan dasar tersebut bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan anda tentang dunia yang akan anda geluti yaitu perbankan. Kemudian anda akan di minta untuk menjawab
pertanyaan tentang posisi kerja yang anda lamar. Jika anda melamar untuk posisi marketing, maka akan ditanyakan
pengetahuan dan kesiapan anda dalam menjalankan tugas sebagai seorang staff
pemasaran.
Contoh wawancara
kerja Bank dalam posisi marketing adalah:
1. Apa yang anda ketahui tentang tugas-tugas
seorang marketing secara umum?
2. Apa yang anda ketahui tentang tugas-tugas
seorang marketing di bidang perbankan?
3. Jika anda di terima sebagai seorang
marketing, apa yang akan anda lakukan untuk mendapatkan nasabah?
Contoh kerja wawancara Bank untuk posisi Customer Service atau Teller
adalah:
1. Sebutkan dan jelaskan tugas-tugas dari CS dan
teller?
2. Bagaimanakah sikap CS dan telller yang baik
saat menghadapi nasabah?
3. Bagaimana cara anda ketika menghadapi nasabah yang rewel?
Contoh kerja wawancara Bank untuk posisi Back Office Processing (BOP)
adalah:
- Sebutkan dan jelaskan perbedaan bank umum dengan bank perkreditan rakyat.
- Jelaskan mengenai kliring.
- Jelaskan perbedaan cek dengan BG.
- Hal-hal apa saja menurut anda yang perlu dirahasiakan terhadap sesama karyawan maupun pihak lain ?
Perbankan pertanyaan
wawancara dimaksudkan untuk mengukur sikap, keterampilan dan penyesuaian calon,
untuk menarik kesimpulan tentang / nya kesesuaian nya di perusahaan. Para
pewawancara akan menanyakan banyak pertanyaan yang mereka pikir diperlukan
sebelum merekrut calon manapun karena mereka prihatin dengan kenyataan bahwa
kualitas dan keterampilan karyawan akan menentukan masa depan perusahaan.
PENUTUP
Sebagai sebuah
metode, wawancara dianggap sangat handal untuk menggali data kualitatif, berupa
pandangan, minat, persepsi, dan pengalaman seseorang terhadap masalah yang
diteliti. Seiring dengan perkembangan metode penelitian kualitatif, wawancara
juga mengalami perkembangan makna atau hakikatnya. Jika pada masa-masa awal,
wawancara hanya dipakai untuk memperoleh informasi yang tidak mungkin diperoleh
lewat metode yang lain, kini wawancara mengalami perlebaran hakikat dan makna,
yakni pewawancara memiliki dua peran yang
berbeda.
1. Pertama, dia harus menunjukkan sikap empati dengan
berupaya menjadi bagian subjek, sehingga subjek bisa mengungkap semua persoalan
yang ditanyakan hingga tuntas.
2. Kedua, dia wajib mengembangkan cara pandang yang
berbeda dengan subjek dan bahkan bisa bersikap kritis terhadap jawaban
yang diberikan. Sebab, sikap kritis sangat diperlukan oleh peneliti sebagai
wujud pemahamannya. Dengan bersikap kritis, peneliti tidak bertindak sebagai
juru bicara subjek, sebagaimana ditunjukkan oleh banyak peneliti lebih-lebih
jika lokus penelitian adalah lembaga tempat dia belajar atau bekerja. Sikap
demikian sangat sulit dihindari. Peneliti adalah sebagai seorang ilmuwan.
REFERENSI
v The
Historical Society of Pennsylvania
v www.hsp.org
v
Kbbi3
v
gilland-ganesha.com, buku
"Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar