Senin, 08 April 2013

metlit


KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim
Alhamdulillah hirobbil’alamin puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat illahi Rhobi, atas segala rahmat dan karunia yang di berikan serta sholawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada kekasih alam nabi besar Muhamad SAW, keluarganya, hingga kita semua.
            Tak terhitung halangan dan rintangan yang penyusun temui selama proses penyeleisaian penyusunan makalah yang sederhanaini, lakukan, alhamdulilah semua itu bias teratasi, meski dengan segala kerendahan hati, penyusun menyadari bahwa segala keterbatasan pemikiran serta pengetahuan yang penyusun miliki telah membuat makalah ini masih jauh dari sempurna.
            Penyusun makalah ini tidak mungkin selsai tanpa bantuan, bimbing an serta  arahan dar iberbagai pihak, tak lupa penyusun sampaikan penghargaan kepada berbagai pihak, yang telah membantu penyusun .


Garut,  29 Sept 2012
           
Penyusun


















DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I                   : Pendahuluan
                               1.1 Sejarah Wawancara
                               1.2 Pengertian Wawancara
                               1.3 Fungsi Wawancara
                               1.4 Tujuan Wawancara
                               1.5 Jenis Wawancara
BAB II                 : Latar Belakang
                               A.Teknik Pengumpulan Data dengan Wawancara
                               B. Kelebihan dan Kekurangan dalam Wawancara
BAB III                : Pembahasan
Penutup
Referensi









BAB I
PENDAHULUAN

I.I SEJARAH WAWANCARA

Tekhnik wawancara di kenal pada abad ke-19, ketika pertama kalinya sebuah wawancara di sajikan sebagai suatu karya jurnalistik oleh James Gordon Bannet pada 1836. Namun semua koran di London mencemoohkannya, karena di nilai hanya bialan yang merendahkan jurnalistik. Di Amerika Serikat, pada 1700-an, awal tumbuhnya persuratkabaran, wartawan Negara itu belum menjadikan wawancara sebagai faktor penting praktik jurnalistik. Presiden Lincoln yang terkenal itu sering bercakap-cakap dengan wartawan, namun tidak pernah wartawan tersebut mengutip percakapan mereka. Charles Nordhhoff, redaktur pelaksanaan The Evening Post, New Work menulis percakapannya dengan Presiden Andrew Jhonson, namun tulisannya itu tidak pernah dimuat oleh pemimpin redaksinya.
Baru pada abad ke-20, praktik wawancara diakui dan mencapai puncaknya. James Reston, Bob Woodward, dan Carl Bernstein menelurkan karya jurnalistik yang hebat berdasarkan wawancara mereka. Era interview jurnalism berlanjut sampai sekarang bahkan wawancara di anggap sebagai tulang punggung pekerjaan jurnalistik serta kemampuan dan keterampilan yang mutlak dimiliki wartawan.

I . II Pengertian Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak,yaitu pewawancara (interviewer) atau orang yang mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancarai (interwiewee) atau orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Metode wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi, dari orang yang diwawancarai (interwiewee).

Berikut ini adalah beberapa definisi atau pengertian wawancara menurut para ahli:
a)      Arikunto (1998) menyebutkan bahwa Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Interview digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.
b)      Prabowo (1996) Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.
c)      Koentjaraningrat (1994) Wawancara adalah cara yang dipergunakan seseorang untuk suatu tujuan tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian lisan dari seorang responden dengan bercakap-cakap, berhadapan muka dengan orang itu.
d)     Dawson (2009) wawancara adalah  an attempt to achieve a holistic understanding of the interviewees’ point of view or situation”.
e)      Bima Walgito (1987) Wawancara adalah salah satu metode untuk dapat mendapatkan data anak atau orangtua dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan/face to face relation
f)       Dewa Ktut Sukardi (1983) Wawancara adalah alat untuk memperoleh data atau fakta atau informasi dari seorang murid secara lisan
g)      W.S.Winkel (1995) Wawancara informatif adalah suatu alat untuk memperoleh fakta/data informasi dari murid secara lisan. Dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk bimbingan.

I.III FUNGSI WAWANCARA
Fungsi wawancara pada dasarnya dapat digolongkan kedalam tiga golongan besar yaitu:
1. sebagai metode primer, digunakan sebagai satu-satunya alat pengambil data
2.
sebagai metode pelengkap, digunakan sebagai alat untuk mencari informasiinformasi
yang tidak dapat diperoleh dengan cara
lain.
3.
sebagai kriterium, digunakan untuk menguji kebenaran dan kemantapan yang telah diperoleh denga cara lain, misal: observasi, kuesioner dll.
Apabila wawancara dijadikan satu-satunya alat pengumpulan data, atau sebagai metode diberi kedudukan yang utama dalam serangkaian metode-metode pengumpulan data lainnya, ia akan memiliki ciri sebagai metode primer.
Sebaliknya jika ia digunakan sebagai alat untuk mencari informasi-informasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain, ia akan menjadi metode perlengkap.
Pada saat-saat tertentu metode wawancara digunakan orang untuk menguji kebenaran dan kemantapan suatu datum yang telah diperoleh dengan cara lain, seperti observasi, test, kuesioner dan sebagainya. Digunakan untuk keperluan semacam itu metode wawancara akan menjadi batu pengukur atau kriterium.
Dalam tiga golongan fungsi itu tidak implicit bahwa golongan yang satu mempunyai harga yang lebih tinggi dari yang lain. Sebagai metode primer wawancara mengemban tugas yang sangat penting. Sebagai pelengkap metode wawancara menjadi sumber informasi yang sangat berharga, dan sebagai kriterium ia menjadi alat yang memberikan pertimbangan yang memutuskan. Ditinjau dari segi itu adanya tiga fungsi pokok itu justru memperlihatkan bahwa interview merupakan suatu metode yang serba guna.

I.IV TUJUAN WAWANCARA
Wawancara bertujuan untuk mengumpulkan data dan fakta dalam rangka penyusunan berita, agar menjadi berita yang memenuhi persyaratan sehingga layak di muat di media masa. Kegiatan wawancara bertujan menggali sebanyak mungkin informasi untuk mendapatkan jawaban yang bernilai penting, menarik, dalam dan secara psikologis berkaitan dengan manusia.
Adapun tujuan dari diadakannya wawancara adalah sebagai berikut:
·         Wawancara pekerjaan: untuk kepentingan bekerja, seleksi, dan promosi
·         Wawancara informatif: untuk memperoleh informasi, misal wawancara pada liputan 6 (wawancara yang di lakukan reporter)
·         Wawancara administratif: untuk mendisiplinkan aturan, misal siswa yang bolos pelajaran di panggil guru untuk mengingtkan
·         Wawancara konseling (intake interview): untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada klien dalam rangka membantu mengatasi masalah klien

I.V JENIS WAWANCARA
Adapun beberapa jenis wawancara adalah sebagai berikut:
a.       Wawancara berita (news peg interview), yaitu wawancara yang di lakukan untuk memperoleh keterangan, konfirmasi atau pandangan narasumber tentang suatu masalah atau peristiwa. Wawancara informatif (informative interview) biasanya di gunakan oleh seorang “ahli” untuk mengungkap  sebuah isue atau kejadian.
b.      Wawancara pribadi (personal interview), yaitu wawancara untuk memperoleh data tentang pribadi atau pemikiran seoserang (narasumber). Berita yang di hasilkan berupa profil narasumber, meliputi identitas pribadi, perjalanan hidupnya dan pandangan-pandangannya mengenai berbagai masalah yang terkait profesinya (Biografi).
c.       Wawancara menghibur (entertainment interview), seoarang, aktor, atau penyanyi terkenal namun tujuan utama dari wawancara ini adalah menghibur. Sehingga topik yang di pilih bukanlah masalah yang serius. Diharapkan anekdotan cerita lucu dari narasumber.
d.      Wawancara ekslusif (exlusive interview), yaitu wawancara yang di lakukan seorang wartawan atau lebih (tetapi berasal dari satu media) secara khusus berkaitan masalah tertentu di tempat yang telah di sepakati bersama.
e.       Wawancara keliling atau jalanan (man in the street interviw), yaitu wawancara yang di lakukan seorang wartawan denagn cara menghubungi berbagai interview secara terpisah tetapi satu sama lain mempunyai kaitan dengan masalah atau berita yang akan di tulis, misalnya ada peristiwa kebakaran.
f.       Wawancara kelompok (symposium interview), wawancara ini di lakukan lebih dari satu orang sumber berita dalam satu kesempatan. Kesempatan seperti ini biasanya muncul ketika terjadi peristiwa bencana alam atau kriminalitas, namun bisa juga untuk keperluan menulis feature keluarga yang berhasil.
g.      Wawancara emosional (emotional interview), menunjukan perasaan orang yang di wawancara, misalnya: lorban penggusuran atau korban perampokan.
h.      Wawancara pro-kontra atau menantang (challenging interview), bertujuan untuk mendapatkan konfirmasi: penjelasan, permbelaan, dan komentarterkait isue kontroversial.


BAB II
LATAR BELAKANG
A.     Teknik Pengumpulan Data dengan Wawancara
Metode pengumpulan data dengan wawancara lebih banyak dilakukan pada penelitian kualitatif dari pada penelitian kuantitatif. Kelebihan metode wawancara adalah peneliti bisa menggali informasi tentang topik penelitian secara mendalam, bahkan bisa mengungkap hal-hal yang mungkin tidak terpikirkan oleh peneliti itu sendiri. Akan tetapi, metode wawancara memerlukan kecakapan peneliti yang lebih dari pada pengumpulan data dengan metode yang lain. Pada penelitian kuantitatif, metode wawancara digunakan untuk melengkapi atau mendukung hasil penelitian, di mana penelitian kuantitatif lebih menekankan pengumpulan data dengan menggunakan metode kuesioner, observasi atau dokumentasi.
Jenis-jenis Metode Wawancara secara terbuka:
Ø  Metode tidak terstruktur yaitu di mana peneliti tidak menggunakan guidance tertentu dalam melakukan wawancara. Peneliti menanyakan topik awal pada responden, lalu menggali secara mendalam informasi yang ada pada responden tanpa terlalu terikat dengan topik penelitian. Metode ini sering digunakan untuk menentukan judul penelitian, atau pada penelitian kualitatif, di mana peneliti merupakan bagian dari penelitian itu sendiri. Dibutuhkan skill yang tinggi untuk melaksanakan wawancara tidak terstruktur.
Ø  Metode semi terstruktur, di mana peneliti mempunyai guidance tentang item apa saja yang akan ditanyakan. Topik yang digali tetap bisa berkembang, akan tetapi peneliti tetap harus memfokuskan pada item yang telah ditentukan sebelumnya.
Ø  Metode terstruktur. Metode ini bisa saja merupakan metode kuesioner, di mana responden mempunyai keterbatasan sehingga tidak mampu melakukan pengisian kuesioner sendiri. Peneliti tinggal menanyakan apa yang ada pada naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tidak ada pengembangan informasi yang lebih mendalam pada metode wawancara terstruktur.
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka wawancara dibedakan atas:
·           Wawancara bebas, inguidid interview, dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja tetapi juga mengingat akan data yang akan dikumpulkan.dalam pelaksanaannya pewawancara tidak membawa pedoman (ancer-ancer) apa yang akan ditanyakan.kebaikan metode ini adalah bahwa responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diinterview. Dengan demikian suasananya akan lebih santai karena omong-omongnya biasa.
kelemahan menggunakan teknik ini adalah arah pertanyaan kadang-kadang kurang terkendali.
·           Wawancara terpimpin, guided interview yaitu interview yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederet pertanyaan lengkap dan terperinci seperti apa yang dimaksud dalam interview yang terstruktur.
·           Wawancara bebas terpimpin,yaitu kombinasi antar interview bebas dan interview terpimpin.
Tahapan yang dapat digunakan dalam wawancara adalah:
1.        Tentukan jenis wawancara yang akan digunakan. Kalau penelitian kualitatif, sebaiknya gunakan wawancara tidak terstruktur untuk pewawancara yang sudah berpengalaman, atau semi terstruktur untuk pewawancara yang belum berpengalaman.
2.        Rencanakan item pertanyaan dengan baik sehingga pelaksanaan akan lebih efisien. Pewawancara harus mengerti tentang topik penelitian dan informasi apa saja yang akan diungkap dari responden.
3.        Bagi pewawancara yang belum berpengalaman, tidak ada salahnya untuk melakukan latihan, atau simulasi terlebih dahulu. Bisa juga dengan mengikuti proses wawancara yang dilakukan oleh rekan yang lebih senior.
4.        Gunakan sarana semaksimal mungkin sehingga informasi yang ada tidak terlewatkan. Buatlah panduan dengan checklist (seperti metode dokumentasi) atau gunakan alat perekam audio atau video.
5.        Aturlah waktu dengan baik agar pelaksanaan wawancara dapat berjalan dengan efektif dan jika perlu dapat dilakukan tatap muka lebih dari satu kali sesuai dengan keperluan penelitian.
B. Kelebihan dan Kekurangan dalam Wawancara
Setiap proses yang dihadapi pastinya selalu mempunyai kelebihan dan kekurangan yang tersendiri, seperti halnya dalam metode wawancara pun mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan yang di miliki oleh metode wawancara:
v  Kelebihan utama dari wawancara
·         Flexibility. Pewawancara dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang dihadapi pada saat itu. Jika dia menginginkan informasi yang mendalam maka dapat melakukan “probing”. Demikian pula jika ingin memperoleh informasi tambahan, maka dia dapat mengajukan pertanyaan tambahan, bahkan jika suatu pertanyaan dianggap kurang tepat ditanyakan pada saat itu, maka dia dapat menundanya.
·         Nonverbal Behavior. Pewawancara dapat mengobservasi perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh responden.
·         Question Order. Pertanyaan dapat diajukan secara berurutan sehingga responden dapat memahami maksud penelitian secara baik, sehingga responden dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
·         Respondent alone can answer. Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh responden yang telah ditetapkan.
·         Greater complexity of questionnaire. Kuesioner umumnya berisi pertanyaan yang mudah dijawab oleh responden. Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan mendetail.
·         Completeness. Pewawancara dapat memperoleh jawaban atas seluruh pertanyaan yang diajukan.

v  Kelemahan utama dari wawancara
·         Mengadakan wawancara dengan individu satu persatu memerlukan banyak waktu dan tenaga dan juga mungkin biaya.
·         Interview Bias. Walau dilakukan secara tatap muka, namun kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi. Sering atribut (jenis kelamin, etnik, status sosial, jabatan, usia, pakaian, penampilan fisik, dsb) responden dan juga pewawancara mempengaruhi jawaban.
·         Keberhasilan wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara dalam melakukan hubungan antar manusia (human relation).
·         Wawancara tidak selalu tepat pada kondisi-kondisi tempat tertentu, misalnya di lokasi-lokasi ribut dan ramai.
·         Sangat tergantung pada kesediaan, kemampuan dan keadaan sementara dari subyek wawancara, yang mungkin menghambat ketelitian hasil wawancara.
·         Jangkauan responden relatif kecil dan memakan waktu lebih lama dari pada angket dan biaya yang relatif yang lebih mahal.















BAB III
PEMBAHASAN
Wawancara kerja merupakan bagian paling penting untuk menentukan apakah seseorang akan diterima kerja di perusahaan tersebut atau tidak. Maka, seseorang  dituntut untuk dapat menjual dirinya sendiri terhadap perusahaan tersebut. Untuk itu, dibutuhkan kemampuan berkomunikasi yang baik agar pihak perusahaan semakin yakin untuk memilihnya menjadi karyawan mereka.
Ø Contoh wawancara kerja Bank berdasarkan posisi yang di lamar
Bank adalah tempat kerja yang paling banyak di minati oleh para pencari pekerjaan. Bukan hanya oleh  para alumni jurusan ekonomi tetapi juga banyak diminati oleh berbagai jurusan disiplin ilmu lainnya. Ada banyak alasan mengapa Bank menjadi pilihan terfavorit di bandingkan lapangan pekerjaan lainnya . Contohnya Bank menyediakan gaji yang lebih menguntungkan dan masa depan karier yang lebih cerah dibandingkan perusahaan lainnya. Oleh itulah banyak  orang yang tertarik untuk melamar sebagai pegawai Bank yang menyebabkan persaingan untuk mendapatkan posisi di salah satu Bank semakin sengit.
v  Persiapan untuk menghadapi wawancara kerja di Bank:
Agar lebih matang dan siap dalam menghadapi wawancara kerja di bank, ada baiknya seseorang mulai mempersiapkan diri dan skillnya dengan mempelajari semua hal yang berkaitan dengan perbankan.  Tes wawancara kerja di Bank sangat berbeda dengan tes wawancara kerja di perusahaan. Jika seseorang mempunyai skill yang sangat baik dalam melayani customer, dan menghitung cepat, ada beberapa posisi yang di tawarkan dalam lamaran pekerjaan di bank, seperti teller, CS, dan Administrasi yang ruangnnya ada di belakang.
Jika seseorang  bermaksud untuk memasukan lamaran untuk bekerja di bagian front liner,maka ia harus menyesuaikan penampilannya. Biasanya bagian front liner menuntut seseorang  untuk berpenampilan yang menarik, rapih, dan fresh, bahkan tinggi badan pun ada batas minimumnya.
v  Hal yang harus di lakukan untuk tes wawancara kerja di Bank
Tes wawancara kerja di Bank memang merupakan hal yang sangat mendebarkan bagi seseorang. bisa dibayangkan ribuan pesaing yang mempunyai skill masing-masing berlomba dan bersaing. Harapan merekapun sama yaitu bisa diterima kerja di Bank. Sebagai persiapan sesorang bisa mengumpulkan berbagai macam pertanyaan yang umum ditanyakan saat wawancara kerja di Bank. Mungkin seseorang bisa membeli buku tentang kiat sukses wawancara kerja di Bank atau mencari informasi terkait di internet.jadi, seseorang harus optimis untuk memenangkan persaingan kerja di Bank. Untuk itu seseorang  harus menerapkan trik khusus dalam menghadapi wawancara kerja.
v  Berikut ini adalah beberapa contoh wawancara kerja Bank:
Di awal wawancara seseorang  akan di minta untuk menjelaskan secara umum tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia perbankan :
Contoh:
1.      Tolong anda jelaskan apa yang di maksud dengan Bank?
2.      Apa saja produk perbankan yang anda ketahui dan jelaskan? Apa perbedaan antara Deposito dan Tabungan?

Beberapa pertanyaan dasar tersebut bertujuan untuk mengetahui pengetahuan anda tentang dunia yang akan anda geluti yaitu perbankan. Kemudian anda akan di minta untuk menjawab pertanyaan tentang posisi kerja yang anda lamar. Jika anda melamar untuk posisi marketing, maka akan ditanyakan pengetahuan dan kesiapan anda dalam menjalankan tugas sebagai seorang staff pemasaran.

Contoh wawancara kerja Bank dalam posisi marketing adalah:
1.      Apa yang anda ketahui tentang tugas-tugas seorang marketing secara umum?
2.      Apa yang anda ketahui tentang tugas-tugas seorang marketing di bidang perbankan?
3.      Jika anda di terima sebagai seorang marketing, apa yang akan anda lakukan untuk mendapatkan nasabah?
Contoh kerja wawancara Bank untuk posisi Customer Service atau Teller adalah:
1.      Sebutkan dan jelaskan tugas-tugas dari CS dan teller?
2.      Bagaimanakah sikap CS dan telller yang baik saat menghadapi nasabah?
3.      Bagaimana cara  anda ketika menghadapi nasabah yang rewel?
Contoh kerja wawancara Bank untuk posisi Back Office Processing (BOP) adalah:
  1. Sebutkan dan jelaskan perbedaan bank umum dengan bank perkreditan rakyat.
  2. Jelaskan mengenai kliring.
  3. Jelaskan perbedaan cek dengan BG.
  4. Hal-hal apa saja menurut anda yang perlu dirahasiakan terhadap sesama karyawan maupun pihak lain ?
Perbankan pertanyaan wawancara dimaksudkan untuk mengukur sikap, keterampilan dan penyesuaian calon, untuk menarik kesimpulan tentang / nya kesesuaian nya di perusahaan. Para pewawancara akan menanyakan banyak pertanyaan yang mereka pikir diperlukan sebelum merekrut calon manapun karena mereka prihatin dengan kenyataan bahwa kualitas dan keterampilan karyawan akan menentukan masa depan perusahaan.




PENUTUP

Sebagai sebuah metode, wawancara dianggap sangat handal untuk menggali data kualitatif, berupa pandangan, minat, persepsi, dan pengalaman seseorang terhadap masalah yang diteliti. Seiring dengan perkembangan metode penelitian kualitatif, wawancara juga mengalami perkembangan makna atau hakikatnya. Jika pada masa-masa awal, wawancara hanya dipakai untuk memperoleh informasi yang tidak mungkin diperoleh lewat metode yang lain, kini wawancara mengalami perlebaran hakikat dan makna, yakni  pewawancara memiliki dua peran yang berbeda.
1.    Pertama, dia harus menunjukkan sikap empati dengan berupaya menjadi bagian subjek, sehingga subjek bisa mengungkap semua persoalan yang ditanyakan hingga tuntas.
2.    Kedua, dia wajib mengembangkan cara pandang yang berbeda dengan subjek  dan bahkan bisa bersikap kritis terhadap jawaban yang diberikan. Sebab, sikap kritis sangat diperlukan oleh peneliti sebagai wujud pemahamannya. Dengan bersikap kritis, peneliti tidak bertindak sebagai juru bicara subjek, sebagaimana ditunjukkan oleh banyak peneliti lebih-lebih jika lokus penelitian adalah lembaga tempat dia belajar atau bekerja. Sikap demikian sangat sulit dihindari. Peneliti adalah sebagai seorang ilmuwan.
















REFERENSI
v  The Historical Society of Pennsylvania
v  www.hsp.org
v  Kbbi3
v  gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.
v  www.wikipedia.com                                                            











Tidak ada komentar:

Posting Komentar